Langsung ke konten utama

Tentang Kesenjangan Sosial di Masyarakat Indonesia


Kesenjangan Sosial: Gambaran Umum

Robert H. Wade (2014) menjelaskan bahwa kesenjangan sosial bisa terjadi saat sumber daya yang ada di dalam suatu masyarakat tidak tersebar secara merata. Hal ini umumnya terjadi dikarenakan pemakanaan secara normatif dan kulturan, seperti pemaknaan terhadap gender dan peranan sosial. Kesenjangan sosial juga di sebabkan oleh adanya perbedaan preferensi dalam memenuhi kebutuhan sosial yang ditentukan oleh pihak yang berwenang di masyarakat, aturan agama, garis keturunan, gengsi, ras, etnik, gender, umur, orientasi seksual dan kelas sosial.

Kesenjangan Sosial dan Disparitas Kultural

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kesenjangan sosial. Samuel Huntington (1996) dalam bukunya yang berjudul The Clash of Civilization and the Remaking of World Order, menjelaskan bahwa salah satu sebab daripada kesenjangan sosial adalah adanya disparitas identitas yang turut berkembang di era pasca-Perang Dunia Dingin. Thesis utama dari Huntington menekankan pada perbedaan budaya sebagai sumber utama konflik di masa mendatang, terutama melibatkan masyarakat western dan non-western. Hal ini dipicu oleh semakin maraknya arus westernisasi yang mengikis keberadaan masyarakat lain. Benjamin Barber juga menambahkan dalam karyanya yang berjudul Jihad vs McWorld bahwa penolakan-penolakan yang dilakukan oleh masyarakat tradisional atau minoritas, seperti naiknya esktrimisme, sebagai upaya menghalau adanya kesenjangan sosio-kultural tersebut.

Kesenjangan Sosial dan Disparitas Ekonomi

Kesenjangan sosial berkaitan dengan kesenjangan ekonomi, yang biasanya dideskripsikan atas dasar distribusi pemasukan atau kekayaan yang tidak merata, merupakan jenis kesenjangan sosial yang sering diteliti. Ilmu ekonomi dan sosiologi secara aktif menggunakan pendekatan-pendekatan yang berbeda untuk meneliti dan menjelaskan kesenjangan ekonomi. Salah satu pendekatan tersebut adalah paparan yang disajikan oleh J.H Booke (1953) dalam bukunya yang berjudul Economics and Economic Policy of Dual Society. Menurut Booke, negara-negara berkembang cenderung berada dalam situasi ekonomi dualistik, di mana dalam satu masyarakat yang sama terdapat dua praktik cara praktik ekonomi yang dilakukan dalam timeframe yang sama; praktik ekonomi modern dan praktik ekonomi tradisional. Dalam konteks Indonesia sendiri, hal ini dapat ditinjau dari semakin maraknya transaksi berbasis digital dan dependent terhadap teknologi yang umumnya ditemukan di daerah sentral metropolitan. Namun di sisi lain, masih diterapkannya sistem pembayaran konvensional dan tradisional secara kartal di daerah suburban dan rural.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lembaga-lembaga di Organisasi Uni Eropa (European Union) - Bagian Ketiga

Dalam menjalankan organisasi Uni Eropa yang trans-nasional, diperlukan setidaknya 7 lembaga yang memiliki tugas masing-masing untuk menjalankan organisasi ini. 7 lembaga tersebut diantaranya : Parlemen Eropa, Komisi Eropa, Dewan Uni Eropa, Dewan Eropa, Bank Sentral Eropa, Mahkamah Eropa, dan Mahkamah Audit Eropa. Artikel mengenai lembaga-lembaga di Uni Eropa akan dibagi menjadi 3 artikel. Berikut ini adalah bagian ketiga atau terakhir yang akan membahas tentang  Mahkamah Eropa dan Mahkamah Audit Eropa.  Bagian pertama mengenai lembaga di Uni Eropa, silahkan klik link berikut  ini , dan untuk bagian kedua, silahkan klik link berikut ini . Mahkamah Eropa Mahkamah Eropa merupakan lembaga pengadilan tertinggi di Uni Eropa, menurut hukum Uni Eropa. Hakim yang ada dalam mahkamah Eropa ini terdiri dari 28 orang, sesuai dengan jumlah anggota negara Uni Eropa. Setiap negara akan diwakili oleh 1 orang hakim. Saat ini Mahkamah Eropa memiliki satu orang Presiden yang bernama Vass...

Lembaga Sosial dan Masyarakat

Lembaga sosial mungkin sering terdengar oleh masyarakat, tetapi tak jarang dari masyarakat mengerti fungsi dari lembaga sosial, dan apa dampak dari lembaga sosial tersebut terhadap kehidupan masyarakat. Lembaga sosial sejatinya adalah sebuah lembaga yang berfokus dalam menegakkan norma-norma di masyarakat, mengatur interaksi dalam kehidupan masyarakat dan juga untuk menyelesaikan serta menjadi solusi terhadap masalah-masalah yang hadir dalam kehidupan sosial. Lembaga sosial sering juga disebut sebagai lembaga pemasyarakatan, biasanya adalah lembaga yang tidak mementingkan keuntungan atau non-profit, namun beberapa lembaga sosial juga merupakan lembaga profit. Lembaga sosial tidak jauh berbeda dari organisasi, yang memiliki tujuan dan kesepakatan bersama, tergantung dari apa ideologi yang dianut. Lembaga sosial memiliki beberapa jenis, setidaknya ada 7 jenis, yakni ; lembaga sosial keluarga, pendidikan, ekonomi, agama, politik, hukum, dan budaya. Lembaga sosial dalam bidang-bidang ter...

Kaitan Kesenjangan Sosial dengan Kriminalitas

Berita tentang kriminalitas kerap kali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kriminalitas yang marak terjadi di masyarakat banyak jenisnya. Mulai dari pembunuhan, perampokan, pencurian, penipuan, dan lain sebagainya. Kriminalitas secara pengertian adalah sebuah perbuatan kejahatan yang merugikan orang lain, yang dilakukan baik secara sadar maupun tidak sadar. Perbuatan tersebut melanggar hukum maupun norma yang berlaku di masyarakat. Kasus-kasus kriminalitas biasanya didasari oleh berbagai faktor. Ada kasus kriminal yang didasari atas adu argumen, saling beradu argumen hingga ada pihak yang merasa sakit hati dan akhirnya berusaha menyelakai atau merugikan orang lain dengan tindakan kriminal. Namun, banyak sekali kasus kriminalitas yang didasari oleh desakan ekonomi. Pelaku kriminalitas yang berasal dari kalangan kelas bawah ingin mendapatkan uang dengan cara yang singkat melalui tindakan kriminal seperti pencurian, atau penipuan harta benda. Tekanan ekonomi, membuat pelaku kri...