Langsung ke konten utama

Macam-macam dan Jenis Interaksi Sosial

Sebelumnya Kami Sosial Indonesia telah membahas artikel penjelasan mengenai interaksi sosial. Dalam artikel yang telah dibahas oleh Kami Sosial Indonesia, disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah proses saling mempengaruhi tindakan suatu individu atau kelompok melalui medium simbol dan bahasa. Silahkan simak artikel lengkapnya pada link berikut ini. Pada artikel kali ini, Kami Sosial Indonesia akan membahas mengenai macam-macam dan jenis interaksi sosial beserta contoh yang mempengaruhi hal tertentu dalam masyarakat. 

Interaksi sosial secara garis besar memiliki 2 macam, yakni yang mengarah ke persatuan dan yang mengarah ke perpecahan. Namun, banyak sekali bentuk interaksi sosial yang nantinya akan mengarah baik ke positif atau mengarah ke persatuan, maupun negatif atau yang mengarah pada perpecahan. Sedangkan jenis interaksi sosial memiliki 3 jenis, simak artikel selengkapnya dibawah ini. 

Jenis Interaksi Sosial

Jenis interaksi sosial dibagi menjadi 3 jenis, yakni, interaksi sosial antar individu, interaksi sosial antar kelompok, dan interaksi sosial antar kelompok dengan individu. Contoh mengenai interaksi sosial antar individu adalah saat kita berbicara dengan teman kita secara personal, menyapa seorang teman kita yang sedang berjalan, juga merupakan bentuk interaksi sosial.

Sedangkan contoh interaksi sosial antar kelompok dengan kelompok adalah saat dua kelompok atau lebih bertemu dan saling berinteraksi. Individu yang ada dalam kelompok berinteraksi mewakili kelompoknya, untuk membentuk hubungan dengan kelompok lainnya. Contohnya adalah ketika pertemuan organisasi masyarakat atau kelompok lainnya, dan membahas suatu isu secara bersama.

Interaksi sosial antar individu dan kelompok, berarti seorang individu akan berinteraksi, dengan indivdidu lainnya yang tergabung dalam kelompok. Contohnya bisa seperti saat seorang politikus sedang berpidato di hadapan sekelompok massa. Atau juga bisa sesederhana ketika temanmu sedang memperkenalkan diri di depan kelas saat pertama kali masuk ke dalam kelas.

Macam Interaksi Sosial : Positif 

Interaksi sosial yang mengarah pada persatuan atau juga disebut sebagai asosiatif memiliki 4 macam, yakni ; akulturasi, asimilasi, kerja sama, dan akomodasi. Masing-masing macam interaksi sosial yang membentuk hubungan positif ini, bisa membuat masyarakat menjadi lebih maju dan berkembang bersama, menuju arah yang lebih baik.

  1. Akulturasi : Akulturasi dalam interaksi sosial berhubungan erat dengan budaya. Kelompok masyarakat biasanya memiliki budaya tertentu yang mereka anut. Apabila 2 kelompok dengan budaya yang saling berbeda berinteraksi, maka bisa terjadi budaya baru. Dalam akulturasi, budaya yang diterima dari masing-masing kelompok yang berinteraksi akan diterapkan dalam kelompok, tetapi budaya yang mereka anut dan punya sejak awal tidak akan hilang. Contohnya adalah interaksi yang ditimbulkan dari pedagang arab, dan pedagang nusantara yang terjadi pada era kerajaan islam dahulu. Interaksi tersebut akhirnya melahirkan sebuah budaya islam baru seperti masjid dengan interior khas jawa. Budaya islam dari arab diterima, tetapi tidak meninggalkan budaya asli dari nusantara
  2. Asimilasi : Sama halnya dengan akulturasi, interaksi sosial ini juga berhubungan dengan kebudayaaan. Jika budaya yang dibentuk dari interaksi akulturasi tidak meninggalkan budaya yang lama, asimilasi justru akan membuat budaya baru hasil perleburan 2 budaya. Misalnya adalah budaya lenong yang terkenal dari betawi. Budaya lenong ternyata merupakan peleburan budaya betawi dan tiongkok. Asimilasi bisa melahirkan budaya yang positif maupun negatif.
  3. Kerja sama : Kerja sama adalah bentuk interaksi yang melibatkan individu saling berusaha demi satu tujuan yang sama. Misalnya, kerja sama untuk membantu berdonasi guna meringankan beban orang lain.
  4. Akomodasi : Akomodasi adalah cara penyelesaian konflik. Interaksi macam ini akan muncul setelah terjadinya konflik. Bentuk interaksi untuk menyelesaikan dan mendamaikan konflik disebut akomodasi. Akomodasi sendiri memiliki banyak jenis. (1) Kompromi, penyelesaian konflik dilakukan dengan saling mengalah satu sama lain dan tidak menuntut, (2) Arbritasi, penyelesaian konflik melalui pihak ketiga yang punya kedudukan lebih tinggi dari orang yang bertikai, (3) Konsiliasi, konflik diselesaikan dengan saling memenuhi tuntutan pihak yang berkonflik dengan memberi jalan tengah, (4) Adjukasi, konflik yang diselesaikan dalam jenis ini akan diselesaikan dengan pengadilan atau di hadapan hakim, (5) Mediasi, pihak yang berkonflik akan dipertemukan dan menyelesaikan konflik dengan bantuan dari pihak ketiga yang memiliki kedudukan setara, (6) Koersi, konflik akan diselesaikan melalui cara penekanan, represi, atau pengancaman.
Macam Interaksi Sosial : Negatif

Interaksi sosial juga bisa mengarah pada sesuatu yang negatif, dan justru menimbulkan perpecahan antar masyarakat. Dalam hal ini, interaksi sosial negatif juga bisa disebut sebagai interaksi disosiatif. Interaksi sosial yang negatif ini memiliki 3 macam, yakni ; konflik, kompetisi, dan kontravensi. Hubungan sosial yang negatif ini bisa membawa dampak perpecahan yang buruk, atau malah membuat sebuah akibat positif yang baik
  1. Konflik : Interaksi sosial yang melibatkan individu atau kelompok yang berbeda pendapat atau berperilaku yang bersebrangan dengan nilai individu atau kelompok tersebut, sehingga menimbulkan rasa tidak menyukai satu sama lain. Pendapat atau hal yang coba diperdebatkan atau dituntut pihak yang berkonflik biasanya mengandung unsur pemaksaan hingga kekerasan. Misalnya saja ketika kita sedang berada di trotoar, dan tidak sengaja menabrak pejalan kaki yang sedang berjalan, bila pejalan kaki tersebut tidak terima dengan perilaku kita, maka bisa terjadi konflik.
  2. Kompetisi : Interaksi sosial dimana individu atau kelompok saling merebutkan sesuatu untuk kepentingan dan keuntungan mereka sendiri. Misalnya saat kita sedang berlomba di suatu kejuaraan, kita akan berkompetisi dengan peserta lain.
  3. Kontravensi : Kontravensi adalah interaksi dimana individu atau kelompok yang tidak sependapat dengan individu atau kelompok lainnya, tetapi cenderung menyembunyikan pendapatnya. Bukan berarti ditutup-tutupi dan tidak terjadi konflik di dalamnya, namun, justru menimbulkan konflik dalam diam dan tidak bertikai secara langsung, seperti perang dingin. Misalnya ketika kita sedang berada di kelas, dan tidak menyukai perilaku teman yang membuang sampah sembarangan. Alih-alih menegur, kita menyimpan perasaan ketidaksukaan kita dan bersikap seolah-olah sedang berkonflik dengan teman kita.
Meskipun negatif, interaksi sosial disosiatif sejujurnya bisa berakibat positif. Yakni, misalnya jika terjadi konflik, maka terdapat pembelajaran yang bisa diambil dari terjadinya konflik tersebut, sehingga diharapkan tidak muncul konflik serupa di masa depan. Begitu juga dengan interaksi sosial asosiatif, yang sebenarnya juga bisa menimbulkan dampak negatif, dimana masyarakat mengadopsi budaya yang tidak sesuai dengan prinsip masyarakat. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kaitan Kesenjangan Sosial dengan Kriminalitas

Berita tentang kriminalitas kerap kali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kriminalitas yang marak terjadi di masyarakat banyak jenisnya. Mulai dari pembunuhan, perampokan, pencurian, penipuan, dan lain sebagainya. Kriminalitas secara pengertian adalah sebuah perbuatan kejahatan yang merugikan orang lain, yang dilakukan baik secara sadar maupun tidak sadar. Perbuatan tersebut melanggar hukum maupun norma yang berlaku di masyarakat. Kasus-kasus kriminalitas biasanya didasari oleh berbagai faktor. Ada kasus kriminal yang didasari atas adu argumen, saling beradu argumen hingga ada pihak yang merasa sakit hati dan akhirnya berusaha menyelakai atau merugikan orang lain dengan tindakan kriminal. Namun, banyak sekali kasus kriminalitas yang didasari oleh desakan ekonomi. Pelaku kriminalitas yang berasal dari kalangan kelas bawah ingin mendapatkan uang dengan cara yang singkat melalui tindakan kriminal seperti pencurian, atau penipuan harta benda. Tekanan ekonomi, membuat pelaku kri...

Lembaga-lembaga di Organisasi Uni Eropa (European Union) - Bagian Ketiga

Dalam menjalankan organisasi Uni Eropa yang trans-nasional, diperlukan setidaknya 7 lembaga yang memiliki tugas masing-masing untuk menjalankan organisasi ini. 7 lembaga tersebut diantaranya : Parlemen Eropa, Komisi Eropa, Dewan Uni Eropa, Dewan Eropa, Bank Sentral Eropa, Mahkamah Eropa, dan Mahkamah Audit Eropa. Artikel mengenai lembaga-lembaga di Uni Eropa akan dibagi menjadi 3 artikel. Berikut ini adalah bagian ketiga atau terakhir yang akan membahas tentang  Mahkamah Eropa dan Mahkamah Audit Eropa.  Bagian pertama mengenai lembaga di Uni Eropa, silahkan klik link berikut  ini , dan untuk bagian kedua, silahkan klik link berikut ini . Mahkamah Eropa Mahkamah Eropa merupakan lembaga pengadilan tertinggi di Uni Eropa, menurut hukum Uni Eropa. Hakim yang ada dalam mahkamah Eropa ini terdiri dari 28 orang, sesuai dengan jumlah anggota negara Uni Eropa. Setiap negara akan diwakili oleh 1 orang hakim. Saat ini Mahkamah Eropa memiliki satu orang Presiden yang bernama Vass...

Lembaga Sosial dan Masyarakat

Lembaga sosial mungkin sering terdengar oleh masyarakat, tetapi tak jarang dari masyarakat mengerti fungsi dari lembaga sosial, dan apa dampak dari lembaga sosial tersebut terhadap kehidupan masyarakat. Lembaga sosial sejatinya adalah sebuah lembaga yang berfokus dalam menegakkan norma-norma di masyarakat, mengatur interaksi dalam kehidupan masyarakat dan juga untuk menyelesaikan serta menjadi solusi terhadap masalah-masalah yang hadir dalam kehidupan sosial. Lembaga sosial sering juga disebut sebagai lembaga pemasyarakatan, biasanya adalah lembaga yang tidak mementingkan keuntungan atau non-profit, namun beberapa lembaga sosial juga merupakan lembaga profit. Lembaga sosial tidak jauh berbeda dari organisasi, yang memiliki tujuan dan kesepakatan bersama, tergantung dari apa ideologi yang dianut. Lembaga sosial memiliki beberapa jenis, setidaknya ada 7 jenis, yakni ; lembaga sosial keluarga, pendidikan, ekonomi, agama, politik, hukum, dan budaya. Lembaga sosial dalam bidang-bidang ter...