Langsung ke konten utama

Ancaman Sosial Budaya pada Era Digital

Ancaman sosial budaya tidak terdengar asing ditelinga kita. Ancaman sosial budaya termasuk dalam ancaman non militer. Maksudnya, sebuah ancaman untuk menghancurkan suatu bangsa tanpa menggunakan jalur militer. Nah sobat Kami Sosial, apakah ancaman sosial budaya dan bagaimana ancaman sosial budaya tersebut dilakukan menggunakan teknologi digital di era digital saat ini? Mari simak artikel berikut ini.

Maksud dari Ancaman Sosial Budaya

Ancaman sosial budaya berarti ancaman yang ditimbulkan melalui interaksi-interaksi sosial di tengah masyarakat. Interaksi yang menimbulkan ancaman atau konflik tersebut berhubungan dengan kebudayaan. Ancaman ini juga bisa berasal dari dalam, maupun luar budaya masyarakat. Ancaman bisa berupa konflik antar masyarakat, atau masuknya budaya asing yang secara perlahan merusak isi masyarakat.

Contoh ancaman sosial budaya yang berasal dari luar adalah masuknya budaya asing yang berasal dari arus globalisasi, yang tidak sesuai di masyarakat, tetapi dicoba untuk diterapkan, hingga secara tidak sadar mengancam tatanan masyarakat. Sedangkan contoh ancaman sosial budaya dari dalam adalah masalah perbedaan agama. Karena kehendak masing-masing, pemeluk agama yang satu dan lainnya tidak mau bertoleransi dan menghargai perbedaan.

Ancaman Sosial Budaya di Era Digital

Tentunya saat ini teknologi sudah semakin canggih, terutama teknologi dalam bidang telekomunikasi dan digital. Menurut data dari ..., pengguna internet di Indonesia saja sudah mencapai ... Ini berarti separuh dari populasi Indonesia telah melek teknologi telekomunikasi digital, terutama internet. Tidak mengherankan jika internet bisa dimanfaatkan untuk hal apapun, termasuk menimbulkan konflik sosial dan budaya.

Internet berperan besar dalam menimbulkan ancaman terhadap sosial budaya. Penyebaran intoleransi telah banyak terjadi lewat internet, terutama di media sosial. Kita mungkin sering menjumpai tulisan atau ungguhan di media sosial yang merujuk pada konflik budaya atau SARA. Penyebaran budaya asing juga terjadi melalui internet. Seperti yang kita tahu, internet adalah alat globalisasi yang paling berpengaruh. Orang-orang dengan budaya lain di belahan bumi mulai bisa membagikan informasi seputar budaya mereka melalui internet. Informasi budaya mereka yang tidak cocok dan negatif bisa ditiru oleh masyarakat kita.

Apa yang Sebaiknya Kita Lakukan

Kita tidak bisa dengan mudah meminta pemerintah untuk meregulasi dan melindungi warganya dari konten internet di era digital. Internet memiliki dua hukum pasti--pertama, apabila sesuatu sudah diunggah ke internet, unggahan itu pasti akan tetap ada. Kedua, semua orang bisa mengakses internet dan bisa mengunggah apapun di internet. Inilah yang kemudian disebut dengan digital footprint. Digital footprint akan selalu ada dan menyisikan jejak, meskipun telah dihapus. Oleh sebab itu, dengan kita berharap menghapus suatu unggahan di media sosial akan menyelesaikan masalah ancaman budaya, maka hal tersebut adalah salah.

Meregulasi dan menegakkan peraturan di dunia internet akan sangat tidak efektif dan tidak berhasil. Pemerintah juga tidak bisa mengawasi semua isi konten di internet secara terus-menerus. Maka, dalam konteks internet, penggunanya lah yang perlu pintar-pintar dalam memilih konten yang mereka konsumsi di internet. Misalnya menjauhi teman-teman yang menyebarkan intoleransi di media sosial, atau tidak meniru challenge media sosial yang tidak cocok dilakukan di Indonesia. Apabila masyarakatnya teredukasi dengan benar, maka ancaman sosial budaya di era digital bisa berkurang.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lembaga-lembaga di Organisasi Uni Eropa (European Union) - Bagian Ketiga

Dalam menjalankan organisasi Uni Eropa yang trans-nasional, diperlukan setidaknya 7 lembaga yang memiliki tugas masing-masing untuk menjalankan organisasi ini. 7 lembaga tersebut diantaranya : Parlemen Eropa, Komisi Eropa, Dewan Uni Eropa, Dewan Eropa, Bank Sentral Eropa, Mahkamah Eropa, dan Mahkamah Audit Eropa. Artikel mengenai lembaga-lembaga di Uni Eropa akan dibagi menjadi 3 artikel. Berikut ini adalah bagian ketiga atau terakhir yang akan membahas tentang  Mahkamah Eropa dan Mahkamah Audit Eropa.  Bagian pertama mengenai lembaga di Uni Eropa, silahkan klik link berikut  ini , dan untuk bagian kedua, silahkan klik link berikut ini . Mahkamah Eropa Mahkamah Eropa merupakan lembaga pengadilan tertinggi di Uni Eropa, menurut hukum Uni Eropa. Hakim yang ada dalam mahkamah Eropa ini terdiri dari 28 orang, sesuai dengan jumlah anggota negara Uni Eropa. Setiap negara akan diwakili oleh 1 orang hakim. Saat ini Mahkamah Eropa memiliki satu orang Presiden yang bernama Vass...

Lembaga Sosial dan Masyarakat

Lembaga sosial mungkin sering terdengar oleh masyarakat, tetapi tak jarang dari masyarakat mengerti fungsi dari lembaga sosial, dan apa dampak dari lembaga sosial tersebut terhadap kehidupan masyarakat. Lembaga sosial sejatinya adalah sebuah lembaga yang berfokus dalam menegakkan norma-norma di masyarakat, mengatur interaksi dalam kehidupan masyarakat dan juga untuk menyelesaikan serta menjadi solusi terhadap masalah-masalah yang hadir dalam kehidupan sosial. Lembaga sosial sering juga disebut sebagai lembaga pemasyarakatan, biasanya adalah lembaga yang tidak mementingkan keuntungan atau non-profit, namun beberapa lembaga sosial juga merupakan lembaga profit. Lembaga sosial tidak jauh berbeda dari organisasi, yang memiliki tujuan dan kesepakatan bersama, tergantung dari apa ideologi yang dianut. Lembaga sosial memiliki beberapa jenis, setidaknya ada 7 jenis, yakni ; lembaga sosial keluarga, pendidikan, ekonomi, agama, politik, hukum, dan budaya. Lembaga sosial dalam bidang-bidang ter...

Kaitan Kesenjangan Sosial dengan Kriminalitas

Berita tentang kriminalitas kerap kali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kriminalitas yang marak terjadi di masyarakat banyak jenisnya. Mulai dari pembunuhan, perampokan, pencurian, penipuan, dan lain sebagainya. Kriminalitas secara pengertian adalah sebuah perbuatan kejahatan yang merugikan orang lain, yang dilakukan baik secara sadar maupun tidak sadar. Perbuatan tersebut melanggar hukum maupun norma yang berlaku di masyarakat. Kasus-kasus kriminalitas biasanya didasari oleh berbagai faktor. Ada kasus kriminal yang didasari atas adu argumen, saling beradu argumen hingga ada pihak yang merasa sakit hati dan akhirnya berusaha menyelakai atau merugikan orang lain dengan tindakan kriminal. Namun, banyak sekali kasus kriminalitas yang didasari oleh desakan ekonomi. Pelaku kriminalitas yang berasal dari kalangan kelas bawah ingin mendapatkan uang dengan cara yang singkat melalui tindakan kriminal seperti pencurian, atau penipuan harta benda. Tekanan ekonomi, membuat pelaku kri...