Langsung ke konten utama

Bagaimana Seseorang Bisa Diangkat Menjadi Menteri?

Minggu 20 Oktober 2019 lalu, Presiden Joko Widodo resmi dilantik kembali menjadi Presiden untuk periode kedua. Setelah pelantikan, muncul isu-isu mengenai siapa saja yang akan dilantik menjadi menteri pada Kabinet Kerja Jilid 2 milik Joko Widodo. Menteri menjadi hal yang selalu dinanti-nanti dalam pemilihan Presiden. Namun, kira-kira bagaimana seseorang bisa diangkat menjadi menteri?Kami Sosial Indonesia akan membahasnya dalam artikel berikut ini.

Pengertian Menteri

Sebelum membahas lebih jauh mengenai bagaimana seseorang menjadi menteri, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu konsep dan apa yang dimaksud dengan menteri. Secara harfiah,menteri berasal dari kata Bahasa Inggris minister yang berasal dari Bahasa Prancis Tua ministre. yang memiliki arti pelayan atau melayani.

Menteri yang dimaknai dalam pemerintahan adalah jabatan politik, dan jabatan tersebut memiliki peran yang penting dalam suatu pemerintahan. Menteri biasanya masuk dalam jajaran kabinet yang dipimpin oleh Presiden, Raja/Ratu, Perdana Menteri, atau juga Gubernur. Di negara lain, istilah menteri juga bisa disebut sebagai sekertaris.

Dalam pekerjaannya, menteri harus membantu Presiden dalam menjalankan tugasnya di pemerintahan. Menteri di Indonesia sendiri memiliki banyak bidang mulai dari Pertanian, Pertahanan, Kesehatan, hingga Luar Negeri. Menteri yang telah dipilih bisa saja diganti, menyusul bagaimana kinerja menteri tersebut atau hal-hal lainnya. Misalnya Anies Baswedan yang pernah dicopot jabatannya dari Menteri Pendidikan karena kinerjanya, atau Khofifah Indah yang pernah mengundurkan diri dari Menteri Sosial karena mencalonkan diri menjadi Gubernur Jawa Timur.

Pemilihan Menteri

Di beberapa negara, pemilihan menteri akan tergantung pada konstitusi yang berlaku. Namun, secara garis besar, pemilihan menteri dibagi menjadi dua. Yang pertama melalui jalur pemilihan dari badan legislatif, dan yang kedua dipilih langsung oleh pemimpin negara. Di Indonesia senderi, menteri dipilih langsung oleh Presiden.

Presiden akan memilih menteri dengan berbagai pertimbangan. Pertimbangan utama adalah seorang menteri harus bersih dari catatan kriminal, dan memiliki catatan pengeluaran yang baik dan tidak mencurigakan. Oleh karena itu, biasanya Presiden akan berkonsultasi kepada KPK, sebagai badan anti korupsi di Indonesia untuk memastikan menteri yang akan diangkat bersih dari catatan keuangan yang mencurigakan.

Syarat menjadi menteri di Indonesia sebenarnya sederhana. Calon yang ingin menjadi menteri hanya perlu sehat secara rohani, taat kepada ideologi dan konstitusi negara (UUD 1945 dan Pancasila), memiliki integritas yang baik, serta harus berkewarganegaraan Indonesia. Ya, berintegritas dan sehat saja memang tidak cukup untuk menjadi menteri, berkewarganegaraan Indonesia juga penting loh untuk menjadi menteri.

Meskipun sepele, namun kewarganegaraan juga penting. Pasalnya, hal ini pernah terjadi oleh Arcandra Tahar, yang saat itu hendak dipilih Presiden Jokowi untuk menjadi Menteri ESDM. Arcandra batal menjadi menteri menyusul ditemukannya fakta bahwa Arcandra memiliki kewarganegaraan Amerika Serikat, bukan Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Stratifikasi Sosial Di dalam Kehidupan Masyarakat

Kita kerap kali mendengar tentang strata sosial. Memang dibeberapa nilai-nilai tertentu, manusia punya kedudukan yang sama, tetapi tidak memungkiri dalam kehidupan sosial, terdapat strata tertentu di masyarakat. Stratifikasi sosial adalah pembagian tingkatan atau kelas masyarakat secara vertikal, alias dari bawah ke atas. Beberapa teoritis Sosiologi memiliki pandangan yang berbeda-beda terhadap stratifikasi sosial. Karl Max menganggap bahwa kelas sosial muncul akibat adanya kesenjangan antara kaum buruh dan pemilik alat produksi. Sedangkan Emile Durkheim, lebih memandang stratifikasi sosial sebagai bagaimana seseorang berkontribusi atau bagaimana fungsi sosial seseorang diklasifikasikan melalui stratifikasi sosial.Menurut Erik Olin Wright, stratifikasi sosial tidak hanya sekedar berbicara mengenai struktur kelas beserta pengaruhnya di masyarakat, tetapi juga mengenai keterikatan elemen-elemen masyarakat yang kemudian menghasilkan suatu kehidupan sosial. Kriteria pembagian stratifik

Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Interaksi Kita Hari Ini Manusia kerap kali mendapatkan julukan sebagai makhluk sosial. Kira-kira mengapa manusia bisa sampai disebut sebagai manusia sosial? Tentunya kita sempat bertanya-tanya mengapa. Sekarang renungkan hari ini dalam hidupmu, apakah kamu berbicara dengan orang lain hari ini? Tidak perlu berbicara pada banyak orang, namun setidaknya hari ini kamu akan berbicara dengan orang lain, dan juga keesokan harinya. Sehari-hari sejak kecil, kita telah berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang berbagai macam. Hal ini akan terus berlangsung secara terus menerus sampai kita memutus tali interaksi tersebut (meninggal atau mati). Manusia Sebagai Makhluk Sosial Apakah dalam perbicaraan tersebut kamu meminta bantuan kepada orang lain? Jika iya, inilah mengapa manusia disebut makhluk sosial karena manusia akan selalu membutuhkan untuk berbicara dengan orang lain. Manusia membutuhkan orang lain untuk dapat bertahan hidup. Suka atau tidak suka, kita pasti pernah memin

Beragam itu Indah! Manfaat Keragaman Sosial Budaya

Jika anda warga negara Indonesia, pastinya tidak asing lagi bahwa Indonesia dikaruniai keragaman budaya yang begitu banyak. Setidaknya, Indonesia memiliki 1.340 suku bangsa, menurut hasil statistik dari BPS (Badan Pusat Statistik) pada survey penduduk di tahun 2010. Jumlah itu tidak sama dengan negara-negara lain di dunia ini yang paling tidak hanya memiliki suku bangsa kurang dari 10. Indonesia memiliki 1.340, dan diantaranya banyak yang mirip atau bahkan benar-benar berbeda. Lantas apakah manfaat dari keragaman sosial budaya yang Indonesia miliki? Manfaat Keragaman Sosial Budaya Memiliki aneka ragam budaya tentunya memiliki manfaat. Manfaat yang paling utama adalah kita bisa memperluas pengetahuan kita mengenai budaya diluar budaya kita sendiri. Terkadang, kita akan menemukan pengetahuan-pengetahuan baru dari budaya lain. Misalnya mengenai perbedaan upacara kematian di beberapa budaya di Indonesia. Di Toraja misalnya, orang yang meninggal jasadnya akan dikuburkan dengan kuburan b