Apakah anda sering mendengar tentang tawuran antar pelajar? Tawuran antar pelajar adalah pertengkaran antar pelajar tingkat SMP atau SMA yang berbeda sekolah, yang dilakukan di jalanan atau di tempat-tempat yang dekat dengan masyarakat. Pelajar-pelajar tersebut memukul dan melakukan kekerasan satu sama lain terhadap lawannya. Perilaku pelajar yang melakukan tawuran ini kerap kali dijadikan contoh penyimpangan sosial. Namun, apa sebenarnya penyimpangan sosial tersebut? Mari simak penjelasannya berikut ini.
Apa itu Penyimpangan Sosial?
Menurut James Vender Zender, perilaku menyimpang ini bisa dimasudkan sebagai perilaku yang tidak sesuai menurut kebanyakan orang dan melebihi batas toleransi. (Rosyidah, 2015). Sedangkan menurut Soetomo dalam Nur (2017), perilaku menyimpang bisa menjadi sumber masalah, karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial.
Secara sederhana, penyimpangan sosial (atau juga sering disamakan dengan perilaku menyimpang) adalah keadaan dimana masyarakat tertentu bertingkah menyimpang dan tidak sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Nilai yang berlaku dapat berupa aturan adat, aturan agama, atau aturan yang berasal dari kesepakatan dalam masyarakat. Perilaku kriminal juga termasuk dari penyimpangan sosial. Tetapi, tidak semua perilaku penyimpangan sosial adalah negatif. Terdapat perilaku penyimpangan sosial yang positif, yang maksudnya bentuk perilaku yang menyimpang bagi masyarakat, tetapi sebenarnya memiliki dampak yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat. Biasanya perilaku 'menyimpang' ini justru menghadirkan ide-ide kreatif.
Menurut Soetomo pula, perilaku penyimpangan dibagi menjadi 2; yakni penyimpangan murni dan terselubung. "Penyimpangan murni adalah perilaku tidak menaati aturan dan dianggap oleh masyarakat merupakan tindakan tercela, walaupun sebetulnya orang tersebut tidak berbuat demikian, sedangkan perilaku menyimpang terselubung adalah sebaliknya dari penyimpangan murni, yaitu perilaku yang menaati aturan oleh masyarakat, walaupun orang tersebut berbuat demikian." (Nur, 2017)
Bentuk-bentuk Penyimpangan Sosial
Penyimpangan sosial dibagi menjadi beberapa jenis, tergantung dari jenis dan pelakunya. Penyimpangan sosial dibagi sesuai jenisnya menjadi 2, yakni penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder. Penyimpangan primer adalah penyimpangan seseorang yang dilakukan secara temporer atau sementara. Perilaku penyimpangan primer tidak akan dilakukan berulang kali, ketika seseorang melakukannya sekali, ia tidak akan mengulanginya lagi dan lagi. Sedangkan penyimpangan sekunder adalah penyimpangan seseorang yang dilakukan terus dan menerus dan diulangi, lagi dan lagi.
Sedangkan jenis penyimpangan sosial berdasarkan pelakunya dapat dibagi menjadi 3. Jenis pertama adalah individual, atau penyimpangan yang hanya dilakukan satu individu saja. Jenis kedua adalah kelompok, atau penyimpangan yang melibatkan kelompok atau beberapa orang tertentu. Penyimpangan kelompok biasanya membawa dampak langsung bagi masyarakat. Jenis ketiga adalah campuran--yang dimaksud oleh campuran adalah penyimpangan oleh suatu golongan sosial yang memiliki organisasi yang rapi, sehingga individu ataupun kelompok didalamnya taat dan tunduk kepada norma golongan dan mengabaikan norma masyarakat yang berlaku.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_menyimpang
Rosyidah, R. (2015). Pengaruh Media Sosial Terhadap Penyimpangan Perilaku Pada Siswa. Jurnal Fakultas Hukum UII, 14(2), 247-266.
Nur, K. M. (2018). DAMPAK KEMISKINAN TERHADAP PENYIMPANGAN SOSIAL (STUDI KASUS DI DESA KOMERING AGUNG KECAMATAN GUNUNG SUGIH KABUPATENLAMPUNG TENGAH) (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
Apa itu Penyimpangan Sosial?
Menurut James Vender Zender, perilaku menyimpang ini bisa dimasudkan sebagai perilaku yang tidak sesuai menurut kebanyakan orang dan melebihi batas toleransi. (Rosyidah, 2015). Sedangkan menurut Soetomo dalam Nur (2017), perilaku menyimpang bisa menjadi sumber masalah, karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial.
Secara sederhana, penyimpangan sosial (atau juga sering disamakan dengan perilaku menyimpang) adalah keadaan dimana masyarakat tertentu bertingkah menyimpang dan tidak sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Nilai yang berlaku dapat berupa aturan adat, aturan agama, atau aturan yang berasal dari kesepakatan dalam masyarakat. Perilaku kriminal juga termasuk dari penyimpangan sosial. Tetapi, tidak semua perilaku penyimpangan sosial adalah negatif. Terdapat perilaku penyimpangan sosial yang positif, yang maksudnya bentuk perilaku yang menyimpang bagi masyarakat, tetapi sebenarnya memiliki dampak yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat. Biasanya perilaku 'menyimpang' ini justru menghadirkan ide-ide kreatif.
Menurut Soetomo pula, perilaku penyimpangan dibagi menjadi 2; yakni penyimpangan murni dan terselubung. "Penyimpangan murni adalah perilaku tidak menaati aturan dan dianggap oleh masyarakat merupakan tindakan tercela, walaupun sebetulnya orang tersebut tidak berbuat demikian, sedangkan perilaku menyimpang terselubung adalah sebaliknya dari penyimpangan murni, yaitu perilaku yang menaati aturan oleh masyarakat, walaupun orang tersebut berbuat demikian." (Nur, 2017)
Bentuk-bentuk Penyimpangan Sosial
Penyimpangan sosial dibagi menjadi beberapa jenis, tergantung dari jenis dan pelakunya. Penyimpangan sosial dibagi sesuai jenisnya menjadi 2, yakni penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder. Penyimpangan primer adalah penyimpangan seseorang yang dilakukan secara temporer atau sementara. Perilaku penyimpangan primer tidak akan dilakukan berulang kali, ketika seseorang melakukannya sekali, ia tidak akan mengulanginya lagi dan lagi. Sedangkan penyimpangan sekunder adalah penyimpangan seseorang yang dilakukan terus dan menerus dan diulangi, lagi dan lagi.
Sedangkan jenis penyimpangan sosial berdasarkan pelakunya dapat dibagi menjadi 3. Jenis pertama adalah individual, atau penyimpangan yang hanya dilakukan satu individu saja. Jenis kedua adalah kelompok, atau penyimpangan yang melibatkan kelompok atau beberapa orang tertentu. Penyimpangan kelompok biasanya membawa dampak langsung bagi masyarakat. Jenis ketiga adalah campuran--yang dimaksud oleh campuran adalah penyimpangan oleh suatu golongan sosial yang memiliki organisasi yang rapi, sehingga individu ataupun kelompok didalamnya taat dan tunduk kepada norma golongan dan mengabaikan norma masyarakat yang berlaku.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_menyimpang
Rosyidah, R. (2015). Pengaruh Media Sosial Terhadap Penyimpangan Perilaku Pada Siswa. Jurnal Fakultas Hukum UII, 14(2), 247-266.
Nur, K. M. (2018). DAMPAK KEMISKINAN TERHADAP PENYIMPANGAN SOSIAL (STUDI KASUS DI DESA KOMERING AGUNG KECAMATAN GUNUNG SUGIH KABUPATENLAMPUNG TENGAH) (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
Komentar
Posting Komentar