Langsung ke konten utama

Kenali Lebih Lanjut Tentang Mobilitas Sosial

Pernah mendengar istilah mobilitas sosial? Eits, ini bukan membahas mobil-mobilan ya, tapi sesuatu yang lain. Meskipun sama-sama memiliki maksud "bergerak", namun mobilitas sosial bukan hanya sekedar berpindah tempat. Mobilitas sosial adalah perubahan atau pergeseran status atau posisi sosial seseorang di masyarakat yang bisa jadi berpindah ke lebih tinggi atau rendah. Mobilitas sosial juga berkaitan dengan stratifikasi sosial. Mobilitas sosial memiliki 4 jenis, sedangkan faktor mengapa seseorang bisa mengalami mobilitas sosial bisa terjadi melalui berbagai faktor. Simak artikel berikut untuk mengetahui lebih lanjut.

Jenis Mobilitas Sosial

Mobilitas sosial dibagi menjadi 4 jenis, yakni vertikal, horizontal, antargenerasi dan intragenerasi. Mobilitas sosial vertikal adalah perubahan status atau posisi sosial seseorang dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas. Untuk contoh perubahan status dari atas ke bawah adalah ketika seorang pejabat melakukan tindakan kriminal dan masuk ke penjara, maka status sosialnya yang awalnya elit, akan turun sebagai penjahat. Sedangkan perubahan status dari bawah ke atas adalah ketika seorang siswa diangkat menjadi ketua osis, atau mahasiswa diangkat menjadi presiden BEM.

Sedangkan mobilitas sosial horizontal adalah perubahan sosial dari suatu status ke status lainnya namun tidak menurunkan atau pun menaikkan posisi sosial seseorang, atau statusnya masih sama, namun berbeda posisi. Misalnya adalah ketika kepala cabang Bank X di kecamatan A, dipindahkan menjadi kepala cabang Bank X di kecamatan B. Statusnya masih sama sebagai kepala cabang Bank X, namun posisi kepemimpinannya berubah, dari kecamatan A menjadi kecamatan B.

Mobilitas sosial antargenerasi adalah perubahan generasi manusia, seiring berjalannya waktu. Misalnya saja seorang anak yang dulunya muda, lambat laun akan menua dan akan menjadi ibu dari anaknya. Semakin menua, ia akan memiliki cucu karena sudah menjadi nenek, dan siklus ini akan terulang kembali. Status sosial seseorang bisa berubah secara alami seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia.

Sedangkan mobilitas sosial intragenerasi adalah perubahan status sosial beberapa orang dari generasi yang sama ke status sosial yang berbeda. Status sosial ini bisa berubah secara vertikal maupun horizontal. Misalnya adalah ketika dua orang saudara kandung mempunyai status sosial yang berbeda karena kerja keras masing-masing.

Faktor Terjadinya Mobilitas Sosial

Faktor terjadinya mobilitas sosial bisa karena berbagai hal. Yang paling umum adalah karena keinginan sendiri untuk merubah status sosial tersebut. Misalnya seseorang yang awalnya miskin bekerja keras untuk merubah status sosialnya menjadi naik. Cara seseorang untuk mengubah status sosial naik bisa dengan pendidikan, atau bekerja dengan keras, tergantung bagaimana ia menempuh jalan untuk merubah status sosialnya.

Mobilitas sosial juga bisa terjadi karena adanya pembagian kerja. Misal pada contoh kepala cabang Bank X diatas tadi, posisi kepala cabang bisa diganti karena perusahaan ingin membagi dan meratakan cabang-cabang Banknya. Dalam masyarakat, mobilitas sosial bisa terjadi karena pengaruh dari kekuasaan yang lebih besar, untuk memindah-mindah status maupun posisi sosial seseorang.

Faktor kelahiran dan bertambahnya usia juga menjadi faktor terjadinya mobilitas sosial. Seorang pelajar SMA akan mendapat gelar pelajar sampai ia lulus SMA. Namun, ketika berkuliah, status sosialnya berubah menjadi mahasiswa. Status sosialnya akan berubah lagi jika ia lulus kuliah dan seterusnya hingga ia meninggal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Stratifikasi Sosial Di dalam Kehidupan Masyarakat

Kita kerap kali mendengar tentang strata sosial. Memang dibeberapa nilai-nilai tertentu, manusia punya kedudukan yang sama, tetapi tidak memungkiri dalam kehidupan sosial, terdapat strata tertentu di masyarakat. Stratifikasi sosial adalah pembagian tingkatan atau kelas masyarakat secara vertikal, alias dari bawah ke atas. Beberapa teoritis Sosiologi memiliki pandangan yang berbeda-beda terhadap stratifikasi sosial. Karl Max menganggap bahwa kelas sosial muncul akibat adanya kesenjangan antara kaum buruh dan pemilik alat produksi. Sedangkan Emile Durkheim, lebih memandang stratifikasi sosial sebagai bagaimana seseorang berkontribusi atau bagaimana fungsi sosial seseorang diklasifikasikan melalui stratifikasi sosial.Menurut Erik Olin Wright, stratifikasi sosial tidak hanya sekedar berbicara mengenai struktur kelas beserta pengaruhnya di masyarakat, tetapi juga mengenai keterikatan elemen-elemen masyarakat yang kemudian menghasilkan suatu kehidupan sosial. Kriteria pembagian stratifik

Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Interaksi Kita Hari Ini Manusia kerap kali mendapatkan julukan sebagai makhluk sosial. Kira-kira mengapa manusia bisa sampai disebut sebagai manusia sosial? Tentunya kita sempat bertanya-tanya mengapa. Sekarang renungkan hari ini dalam hidupmu, apakah kamu berbicara dengan orang lain hari ini? Tidak perlu berbicara pada banyak orang, namun setidaknya hari ini kamu akan berbicara dengan orang lain, dan juga keesokan harinya. Sehari-hari sejak kecil, kita telah berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang berbagai macam. Hal ini akan terus berlangsung secara terus menerus sampai kita memutus tali interaksi tersebut (meninggal atau mati). Manusia Sebagai Makhluk Sosial Apakah dalam perbicaraan tersebut kamu meminta bantuan kepada orang lain? Jika iya, inilah mengapa manusia disebut makhluk sosial karena manusia akan selalu membutuhkan untuk berbicara dengan orang lain. Manusia membutuhkan orang lain untuk dapat bertahan hidup. Suka atau tidak suka, kita pasti pernah memin

Beragam itu Indah! Manfaat Keragaman Sosial Budaya

Jika anda warga negara Indonesia, pastinya tidak asing lagi bahwa Indonesia dikaruniai keragaman budaya yang begitu banyak. Setidaknya, Indonesia memiliki 1.340 suku bangsa, menurut hasil statistik dari BPS (Badan Pusat Statistik) pada survey penduduk di tahun 2010. Jumlah itu tidak sama dengan negara-negara lain di dunia ini yang paling tidak hanya memiliki suku bangsa kurang dari 10. Indonesia memiliki 1.340, dan diantaranya banyak yang mirip atau bahkan benar-benar berbeda. Lantas apakah manfaat dari keragaman sosial budaya yang Indonesia miliki? Manfaat Keragaman Sosial Budaya Memiliki aneka ragam budaya tentunya memiliki manfaat. Manfaat yang paling utama adalah kita bisa memperluas pengetahuan kita mengenai budaya diluar budaya kita sendiri. Terkadang, kita akan menemukan pengetahuan-pengetahuan baru dari budaya lain. Misalnya mengenai perbedaan upacara kematian di beberapa budaya di Indonesia. Di Toraja misalnya, orang yang meninggal jasadnya akan dikuburkan dengan kuburan b