Langsung ke konten utama

Mengenal Istilah Buzzer Politik

Pada saat era Pemilu Presiden dan Legislatif di tahun 2019 ini, kita mungkin tidak asing dengan istilah buzzer politik. Jika kita rajin berselancar di internet dan mengikuti perkembangan berita politik melalui media sosial, netizen atau pengguna media sosial kerap kali menyebutkan istilah ini. Keberadaan buzzer politik seperti antara ada dan tiada. Benarkah ada orang sungguhan yang menjadi buzzer politik, atau istilah ini hanya digunakan untuk menjatuhkan lawan politik? Kami Sosial Indonesia akan membahas selengkapnya.

Pengertian Istilah Buzzer 

Buzzer adalah akun anonim di media sosial yang kerap kali membuat unggahan di media sosial mengenai apa saja sesuai kesepakatan antara buzzer dengan perusahaan atau perseorangan yang menyewa buzzer untuk mempengaruhi pengguna media sosial yang lain. Mempengaruhi orang lain adalah pekerjaan utama bagi seorang buzzer. Buzzer perlu membuat buzz atau menyebarkan informasi seluas-luasnya kepada pengguna lain di media sosial. Buzzer sendiri adalah sebuah pekerjaan, karena anda bisa dibayar untuk menciptakan buzz terhadap suatu isu tertentu.

Istilah buzzer kerap disamakan dengan istilah influencer, padahal sebenarnya keduanya cukup berbeda. Buzzer lebih anonim dan tidak terlalu menampakkan identitasnya di media sosial. Berbeda dengan influencer, influencer justru perlu membranding identitasnya di internet sehingga dapat menarik perhatian orang tertentu. Menciptakan buzz melalui buzzer memerlukan banyak buzzer, tetapi influencer bisa menciptakan buzz hanya dengan seorang diri. Namun, keduanya sama-sama memiliki pekerjaan memberikan pengaruh dan menciptakan buzz di media sosial. Influencer atau buzzer dapat menciptakan buzz tentang apa saja. Misalnya mengiklankan produk, bahkan kampanye politik sekalipun.

Lantas Apa Itu Buzzer Politik? 

Buzzer politik adalah pengguna media sosial anonim dan terkadang berkelompok yang bertujuan untuk mendukung aktor politik tertentu. Misalnya, calon presiden, calon legislatif, calon kepala daerah, atau aktor politik siapa saja yang sedang membutuhkan dukungan dari rakyat banyak. Buzzer politik akan menciptakan buzz di media sosial dan juga di internet yang tujuannya mendukung aktor politik tersebut, atau membuat black campaign untuk menjatuhkan lawan politik dari aktor politik yang didukung. Buzzer politik akan bekerja dalam kelompok, karena mereka butuh menjangkau lebih banyak orang.

Buzzer politik akan berupaya dengan segala cara untuk menggiring opini publik terhadap isu politik tertentu, sesuai dengan siapa yang mereka dukung. Buzzer politik biasanya sengaja dibayar untuk memenangkan aktor politik yang sedang mereka dukung. Buzzer politik bisa saja menciptakan informasi palsu, untuk dapat menarik perhatian publik. Mereka biasanya akan memproduksi teks, video, foto atau unggahan apapun yang bisa menarik perhatian publik. Buzzer politik juga dapat mengontrol isu yang tengah diperbincangkan di masyarakat.

Perlu Kewaspadaan

Buzzer politik tersebar di seluruh media sosial yang banyak digunakan orang. Karena buzzer politik tidak segan untuk membuat informasi palsu, sebagai pengguna media sosial, hal ini perlu diwaspadai. Media massa daring yang saat ini bergantung pada informasi di media sosial, bisa saja tertipu dengan informasi palsu yang diciptakan oleh buzzer politik. Untuk itu, pengguna media sosial perlu mewaspadai setiap konten yang ada di internet dengan literasi media sosial. Artikel lengkap mengenai literasi media sosial silahkan dibaca disini. Buzzer politik akan ramai di media sosial menjelang pemilu. Anda perlu waspada dalam mencerna informasi di internet saat pesta demokrasi berlangsung. Pastikan anda tidak terkena pengaruh hoax dari buzzer politik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Stratifikasi Sosial Di dalam Kehidupan Masyarakat

Kita kerap kali mendengar tentang strata sosial. Memang dibeberapa nilai-nilai tertentu, manusia punya kedudukan yang sama, tetapi tidak memungkiri dalam kehidupan sosial, terdapat strata tertentu di masyarakat. Stratifikasi sosial adalah pembagian tingkatan atau kelas masyarakat secara vertikal, alias dari bawah ke atas. Beberapa teoritis Sosiologi memiliki pandangan yang berbeda-beda terhadap stratifikasi sosial. Karl Max menganggap bahwa kelas sosial muncul akibat adanya kesenjangan antara kaum buruh dan pemilik alat produksi. Sedangkan Emile Durkheim, lebih memandang stratifikasi sosial sebagai bagaimana seseorang berkontribusi atau bagaimana fungsi sosial seseorang diklasifikasikan melalui stratifikasi sosial.Menurut Erik Olin Wright, stratifikasi sosial tidak hanya sekedar berbicara mengenai struktur kelas beserta pengaruhnya di masyarakat, tetapi juga mengenai keterikatan elemen-elemen masyarakat yang kemudian menghasilkan suatu kehidupan sosial. Kriteria pembagian stratifik

Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Interaksi Kita Hari Ini Manusia kerap kali mendapatkan julukan sebagai makhluk sosial. Kira-kira mengapa manusia bisa sampai disebut sebagai manusia sosial? Tentunya kita sempat bertanya-tanya mengapa. Sekarang renungkan hari ini dalam hidupmu, apakah kamu berbicara dengan orang lain hari ini? Tidak perlu berbicara pada banyak orang, namun setidaknya hari ini kamu akan berbicara dengan orang lain, dan juga keesokan harinya. Sehari-hari sejak kecil, kita telah berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang berbagai macam. Hal ini akan terus berlangsung secara terus menerus sampai kita memutus tali interaksi tersebut (meninggal atau mati). Manusia Sebagai Makhluk Sosial Apakah dalam perbicaraan tersebut kamu meminta bantuan kepada orang lain? Jika iya, inilah mengapa manusia disebut makhluk sosial karena manusia akan selalu membutuhkan untuk berbicara dengan orang lain. Manusia membutuhkan orang lain untuk dapat bertahan hidup. Suka atau tidak suka, kita pasti pernah memin

Beragam itu Indah! Manfaat Keragaman Sosial Budaya

Jika anda warga negara Indonesia, pastinya tidak asing lagi bahwa Indonesia dikaruniai keragaman budaya yang begitu banyak. Setidaknya, Indonesia memiliki 1.340 suku bangsa, menurut hasil statistik dari BPS (Badan Pusat Statistik) pada survey penduduk di tahun 2010. Jumlah itu tidak sama dengan negara-negara lain di dunia ini yang paling tidak hanya memiliki suku bangsa kurang dari 10. Indonesia memiliki 1.340, dan diantaranya banyak yang mirip atau bahkan benar-benar berbeda. Lantas apakah manfaat dari keragaman sosial budaya yang Indonesia miliki? Manfaat Keragaman Sosial Budaya Memiliki aneka ragam budaya tentunya memiliki manfaat. Manfaat yang paling utama adalah kita bisa memperluas pengetahuan kita mengenai budaya diluar budaya kita sendiri. Terkadang, kita akan menemukan pengetahuan-pengetahuan baru dari budaya lain. Misalnya mengenai perbedaan upacara kematian di beberapa budaya di Indonesia. Di Toraja misalnya, orang yang meninggal jasadnya akan dikuburkan dengan kuburan b