Langsung ke konten utama

Mempertahankan Pancasila pada Era Reformasi


Bagi rakyat Indonesia, pancasila bukanlah hal yang asing, karena itu adalah ideologi dan dasar negara Indonesia. Pancasila merupakan ide besar pemimpin bangsa pada era awal kemerdekaan Indonesia, guna menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang besar, dan sejahtera.

Cita-cita tinggi itu tertuang dalam setiap sila pancasila, yang berbunyi; (1) ketuhanan yang maha Esa, (2) kemanusiaan yang adil dan beradab, (3) persatuan Indonesia, (4) kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta (5) keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Selama 74 tahun, bangsa Indonesia tetap teguh mempertahankan kelima dasar negara ini. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa akan ada tantangan dalam mempertahankan ideologi besar negara ini.

Tantangan Pancasila di Era Reformasi

Selama 74 tahun, Indonesia tetap berpegang teguh pada pancasila. Namun, pada era setelah reformasi 21 tahun yang lalu, mempertahankan pancasila sebagai ideologi negara mulai memiliki tantangan-tantangan tersendiri. Tantangan bangsa indonesia dalam menerapkan pancasila sebagai dasar negara pada era reformasi adalah mempertahankan nilai persatuan dan toleransi satu sama lain. Pada sila ketiga pancasila, persatuan Indonesia tengah memiliki pantangan tersendiri pada era reformasi saat ini. Isu politik dan kurangnya toleransi menjadi pemantik munculnya tantangan menerapkan pancasila terutama pada sila ketiga.

Mempertahankan kedudukan politik, mengakibatkan adanya oknum yang melakukan propaganda di tengah masyarakat, sehingga muncul perpecahan. Masyarakat banyak terpecah menjadi kubu-kubu politik tertentu hingga memunculkan permusuhan berkelanjutan. Selain politik, masalah toleransi terutama pada permasalahan SARA (Suku, Ras, Agama, dan Antar Golongan) adalah salah satu penyebab munculnya tantangan menerapkan pancasila sebagai dasar negara. Sudah banyak kasus yang membicarakan perpecahan Indonesia akibat kurangnya toleransi. Silahkan baca disini untuk membaca lengkapnya mengenai kasus SARA mengenai Papua yang akhir-akhir ini tengah terjadi.

Mempertahankan Pancasila Sebagai Dasar Negara

Lalu bagaimana cara agar kita sebagai bangsa Indonesia dapat mempertahankan pancasila sebagai dasar negara? Melalui tantangan yang terjadi sekarang, mengintropeksi diri sendiri untuk saling menghargai dan bertoleransi pada level apapun. Mulai dari pemikiran politik, budaya, hingga SARA, kita perlu untuk saling bertoleransi dan menghargai orang lain yang berbeda dengan kita. Sebagai bangsa Indonesia, memiliki sikap toleransi adalah hal yang patutnya dimiliki oleh setiap individu. Indonesia merupakan negara dengan banyak budaya dan corak tertentu. Menghargai perbedaan adalah satu-satunya cara agar kita tetap bisa mempertahankan pancasila.

Arti penting mempertahankan pancasila sebagai dasar negara adalah demi terwujudnya Indonesia yang sejahtera, damai, dan tentunya menjadi tempat yang nyaman bagi siapapun yang menginjakkan kaki di tanah Indonesia. Selain itu, mempertahankan pancasila juga penting untuk menghargai perjuangan pahlawan dan bangsa Indonesia terdahulu demi mencapai kemerdekaan Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lembaga-lembaga di Organisasi Uni Eropa (European Union) - Bagian Ketiga

Dalam menjalankan organisasi Uni Eropa yang trans-nasional, diperlukan setidaknya 7 lembaga yang memiliki tugas masing-masing untuk menjalankan organisasi ini. 7 lembaga tersebut diantaranya : Parlemen Eropa, Komisi Eropa, Dewan Uni Eropa, Dewan Eropa, Bank Sentral Eropa, Mahkamah Eropa, dan Mahkamah Audit Eropa. Artikel mengenai lembaga-lembaga di Uni Eropa akan dibagi menjadi 3 artikel. Berikut ini adalah bagian ketiga atau terakhir yang akan membahas tentang  Mahkamah Eropa dan Mahkamah Audit Eropa.  Bagian pertama mengenai lembaga di Uni Eropa, silahkan klik link berikut  ini , dan untuk bagian kedua, silahkan klik link berikut ini . Mahkamah Eropa Mahkamah Eropa merupakan lembaga pengadilan tertinggi di Uni Eropa, menurut hukum Uni Eropa. Hakim yang ada dalam mahkamah Eropa ini terdiri dari 28 orang, sesuai dengan jumlah anggota negara Uni Eropa. Setiap negara akan diwakili oleh 1 orang hakim. Saat ini Mahkamah Eropa memiliki satu orang Presiden yang bernama Vass...

Lembaga Sosial dan Masyarakat

Lembaga sosial mungkin sering terdengar oleh masyarakat, tetapi tak jarang dari masyarakat mengerti fungsi dari lembaga sosial, dan apa dampak dari lembaga sosial tersebut terhadap kehidupan masyarakat. Lembaga sosial sejatinya adalah sebuah lembaga yang berfokus dalam menegakkan norma-norma di masyarakat, mengatur interaksi dalam kehidupan masyarakat dan juga untuk menyelesaikan serta menjadi solusi terhadap masalah-masalah yang hadir dalam kehidupan sosial. Lembaga sosial sering juga disebut sebagai lembaga pemasyarakatan, biasanya adalah lembaga yang tidak mementingkan keuntungan atau non-profit, namun beberapa lembaga sosial juga merupakan lembaga profit. Lembaga sosial tidak jauh berbeda dari organisasi, yang memiliki tujuan dan kesepakatan bersama, tergantung dari apa ideologi yang dianut. Lembaga sosial memiliki beberapa jenis, setidaknya ada 7 jenis, yakni ; lembaga sosial keluarga, pendidikan, ekonomi, agama, politik, hukum, dan budaya. Lembaga sosial dalam bidang-bidang ter...

Kaitan Kesenjangan Sosial dengan Kriminalitas

Berita tentang kriminalitas kerap kali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kriminalitas yang marak terjadi di masyarakat banyak jenisnya. Mulai dari pembunuhan, perampokan, pencurian, penipuan, dan lain sebagainya. Kriminalitas secara pengertian adalah sebuah perbuatan kejahatan yang merugikan orang lain, yang dilakukan baik secara sadar maupun tidak sadar. Perbuatan tersebut melanggar hukum maupun norma yang berlaku di masyarakat. Kasus-kasus kriminalitas biasanya didasari oleh berbagai faktor. Ada kasus kriminal yang didasari atas adu argumen, saling beradu argumen hingga ada pihak yang merasa sakit hati dan akhirnya berusaha menyelakai atau merugikan orang lain dengan tindakan kriminal. Namun, banyak sekali kasus kriminalitas yang didasari oleh desakan ekonomi. Pelaku kriminalitas yang berasal dari kalangan kelas bawah ingin mendapatkan uang dengan cara yang singkat melalui tindakan kriminal seperti pencurian, atau penipuan harta benda. Tekanan ekonomi, membuat pelaku kri...